Mengapa Kita Melupakan, Hari Ini 17 Januari Hari Lahir Muhammad Ali

Mengapa Kita Melupakan, Hari Ini 17 Januari Hari Lahir Muhammad Ali
Muhammad Ali (nama lahir Cassius Marcellus Clay, Jr.; lahir pada 17 Januari 1942 (Hari ini 17 Januari 2024). Meninggal dunia, pada 3 Juni 2016. 

Muhammad Ali adalah mantan petinju profesional asal Amerika Serikat yang dikenal secara luas sebagai salah satu tokoh olahraga yang paling penting dan terkenal dari abad ke-20. Dari awal kariernya, Ali dikenal sebagai sosok inspiratif, kontroversial dan berpengaruh baik di dalam maupun di luar ring.

Muhammad Ali adalah petinju kelas berat. Lahir pada tanggal 17Januari 1942 di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat dan 
meninggal dunia pada 3 Juni 2016 di usia
74 tahun. Karir tinjunya total perkelahian
61 kali, menang 56 kali, menang KO 37 kali, kalah 5 kali. Mewakili  Amerika Serikat.

Muhammad Ali mulai berlatih tinju pada usia 12 tahun. Pada usia 22 tahun, ia telah merebut gelar juara dunia tinju kelas berat dari Sonny Liston dalam pertarungan pada tahun 1964. Tidak lama setelah itu, Clay memeluk agama Islam dan mengubah nama "budak"-nya menjadi Muhammad Ali dan memberikan pesan kebanggaan ras untuk Afrika Amerika serta perlawanan terhadap dominasi putih selama Gerakan Hak-Hak Sipil Afrika-Amerika tahun 1960-an.
Pada tahun 1966, dua tahun setelah memenangkan gelar kelas berat, Ali menolak ikut wajib militer untuk Pasukan Militer Amerika Serikat, serta menentang keterlibatan Amerika dalam Perang Vietnam. Ali kemudian diskors, dan gelar juaranya dicabut oleh Komisi Tinju. 

Kemudian Muhammad Ali berhasil mengajukan banding di Mahkamah Agung Amerika Serikat, yang membalikkan hukumannya pada tahun 1971. Pada saat itu, ia tidak bisa bertarung sama sekali selama hampir empat tahun dan kehilangan kinerja puncaknya sebagai seorang atlet tinju.

Muhammad Ali mengalami kerusakan pada selaput (membran) di dalam otaknya, namun, promotor Don King merahasiakan hasil medis ini, dan pertandingan Ali vs Holmes tetap berlangsung.

Sebelum pertandingan melawan Larry Holmes ini, Dr. Ferdie Pacheco, dokter pribadi yang telah mendampingi Ali selama puluhan tahun, dengan terpaksa mengundurkan diri karena Ali tidak mau mendengarkan nasihatnya untuk menolak pertandingan melawan Holmes, dan lebih memilih bertanding melawan Holmes. 

Dalam salah satu buku biografi Ali, Pacheco mengemukakan bahwa selama latihan, Ali sempat kencing darah akibat kerusakan ginjal terkena pukulan, ia juga mengemukakan bahwa Ali sudah memiliki gejala sindrom Parkinson sejak sebelum pertandingan ini.

Setelah pertandingan tersebut, dilakukan cek medis ulang, dan hasilnya menguatkan hasil sebelumnya. Pada tanggal 11 Desember 1981, sekali lagi Ali yang sudah uzur mencoba kembali ke dunia tinju melawan Trevor Berbick di Bahama dalam pertandingan yang diberi tajuk "Drama in Bahama". Dalam kondisi renta, Ali mampu tampil lebih bagus daripada saat melawan Holmes, walaupun akhirnya kalah angka 10 ronde. Setelah pertandingan ini, Ali benar-benar pensiun dari dunia tinju.
Muhammad Ali di Indonesia. Muhammad Ali dan H. Harmoko.

Ali pertama kali menginjakkan kaki di bumi Indonesia pada tahun 1973. Pada 20 Oktober 1973, Ali "menyiksa" lawannya, Rudie Lubbers, selama 12 ronde dalam pertandingan kelas berat tanpa gelar di Istora Senayan, Jakarta. Oleh publik dan pers Indonesia, pertandingan Ali vs Lubbers disebutkan sebagai pertandingan eksibisi, tetapi pada kenyataannya ini adalah pertandingan resmi, walau tidak memperebutkan gelar.

" Kesan pertama berkunjung ke negara ini pada tahun 1973 adalah "sebuah negara yang unik, yang penduduknya sangat bersahabat, dan selalu tersenyum kepada siapa pun."

Setelah beberapa kali kunjungan ke negara ini, Ali yang sudah pensiun dari dunia tinju terakhir menginjakkan kaki di bumi Indonesia pada 23 Oktober 1996, dan sempat bertemu pejabat tinggi Indonesia.

Keluarga

Istri pertama: Sonji Roi (menikah tanggal 14 Agustus 1964, tetapi bercerai pada tanggal 10 Januari 1966 karena Ali menganggap Roi tidak berpakaian secara islami).

Istri kedua: Belinda Boyd (menjadi Khalilah Ali setelah menikah), menikah pada tanggal 17 August 1967. Mereka memiliki tiga anak, yakni Jamilah dan Rasheda (putri kembar) dan Muhammad Ali, Jr. Ali dan Belinda kemudian bercerai. Dalam film dokumenter Ali ("When We Were Kings") ditunjukkan Belinda 'melabrak' Ali di arena, menjelang pertandingan Ali vs Foreman di Zaire, 1975. Pada tahun 1977, Ali dan Belinda resmi bercerai.

Pada tahun 1977 pula, Ali menikah dengan Veronica Porche Anderson (lebih dikenal sebagai Veronica Ali), dan memiliki dua putri, Hanna dan Laila Ali. Laila Ali sendiri kelak memutuskan jadi petinju wanita, dan kelak menjadi juara dunia tinju wanita. Ali dan Veronica tetap menjadi pasangan suami istri hingga tahun 1986. Menikah kembali dengan Leonnie Ali tahun 1986—2016.

Setelah terjadinya Serangan 11 September pada tahun 2001, Ali menyatakan bahwa Islam adalah agama damai.

Masalah Kesehatan dan Kematian

Pada 20 Desember 2014, Ali dirawat di rumah sakit karena terkena pneumonia ringan. Ali kembali dirawat di rumah sakit pada tanggal 15 Januari 2015 karena mengalami infeksi saluran kemih, tetapi keesokan harinya Ali sudah keluar dari rumah sakit.

Pada 2 Juni 2016, Ali kembali dirawat di rumah sakit karena masalah pernapasan. Saat itu kondisi kesehatannya masih stabil.Pada hari berikutnya, kondisi Ali memburuk. Kondisinya tidak kunjung membaik, dan pada tanggal 3 Juni 2016 Ali meninggal dunia pada usia 74 tahun.

Postingan populer dari blog ini

Sepenggal Perjalanan Hidup

Mengenang Tritura ke-58, Bomer Pasaribu, Akbar Tanjung dan Golkar

Ibnu Sutowo dan Pontjo Sutowo yang Saya Kenal